25 Oktober 2016

TNI AD Jajaki Tawaran Kendaraan Angkut Arisgator

25 Oktober 2016


Arisgator kendaraan varian M113 berkemampuan amfibi (photos atas ke bawah : Chosun, ARIS, Snafu, Angkasa) 

TNI AD Akan Beli Kendaraan Angkut Arisgator, Apa Hebatnya?

TNI AD sedang dalam proses mengakuisisi kendaraan angkut pasukan M113, yang jika ditotal jumlahnya akan mendekati 200 unit, atau setara dengan kekuatan untuk tiga batalion mekanis. Pertanyaan selanjutnya, apa yang akan dilakukan dengan M113 tersebut?

M113 sendiri memang ikonik. Digunakan secara meluas sejak Perang Vietnam, kendaraan angkut pasukan ini terkenal bandel, mudah dirawat, dan cocok digunakan di medan berlumpur maupun di jalan raya. Daya apungnya juga sangat bagus, karena bentuknya yang kotak dan sederhana.

Bicara soal daya apung, satu-satunya kekurangan M113 hanya sistem propulsinya yang terlalu sederhana. Walaupun bisa mengapung di permukaan air, kecepatannya relatif rendah karena hanya mengandalkan gerakan dari rantainya saja. Andaikan M113 bisa bergerak cepat di dalam air, tentu kendaraan angkut pasukan darat ini bisa jadi hidup di dua alam sebagai kendaraan angkut pasukan amfibi.



Nah, pemikiran inilah yang melandasi modifikasi yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Italia bernama ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali) SpA dalam konsep Arisgator. Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan pada M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal (atau malah moncong buaya) yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air. Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet. Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator.

Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.



Untuk sistem propulsi di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air.

Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113. Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0.



Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muaranya sehingga Weka makin suka.

Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalion San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia. Di Indonesia, konsep Arisgator sudah beberapa kali ditawarkan ke TNI AD, terhitung sejak awal tahun 2000. Seiring dengan akuisisi M113 oleh TNI AD, kabarnya saat ini  sedang dijajaki kembali mengenai kesesuaiannya dengan kebutuhan TNI untuk dukungan operasi mekanis.

(Angkasa)

16 komentar:

  1. Cocok untuk dioperasionalkan di Kalimantan yang banyak sungai sungai lebar.

    .

    BalasHapus
  2. daya apung sudah lumayan...tapi lebih bagus ditambah lagi pengapungnya biar makin joss dilautan...terus mesin water jet kurang greget...masak cuma 5 knot????lemot amat

    BalasHapus
  3. Fungsi juga cuman untuk mengarungi sungai bukan untuk mengarungi laut, ngapain kecepatannya ditingkatkan...

    BalasHapus
  4. Fungsi juga cuman untuk mengarungi sungai bukan untuk mengarungi laut, ngapain kecepatannya ditingkatkan...

    BalasHapus
  5. wkwkwk tni-ad mao jadi marinir,kmaren bikin kapal angkut tank sendiri jadi gak butuh kapal lst tni-al, skarang jajakin panser ampibi mo saingan ma marinir wkwkwk, bulan depan beli pesawat tempur juga dah sekalian, tri matra di tni-ad wkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. US Army punya corps pesawat serbunya sendiri..salah?, di negara asalnya italia,usernya juga AD italia kok.. salah juga kah? Trus kalo nanti marinir punya kesatuan helikopter serbu sendiri seperti AD.. atau kaya sekarang marinir pake meriam 105mm LG1mk2 yg lebih bagus dari AD punya.. salah? Ga usah mengeluarkan statement yg membodohi tanpa ada pembandingnya,lagian anda jg bukan siapa2, jenderal bukan... kopral juga bukan juga kayanya.

      Hapus
    2. TNI AU dan TNI AL punya perjanjian sendiri kalau tni AL punya pesawat hanya untuk patroli maritim dan anti kapal dan kapal selam, kalau urusan dogfight dll itu urusan AU. kalau tni al punya pesawat serbu namanya melanggar perjanjian dan tentu saja salah!!!! beda US marine dg TNI AL

      Hapus
    3. Nah kalo ada perjanjiannya beda lagi urusannya. Btw boleh lah di share kemari isi perjanjiannya, biar para pembaca jd lebih mengerti ttg militer indonesia.

      Hapus
  6. marinir kekurangan amphibi belum di beliin

    BalasHapus
  7. sebelum di modif aslinya produksi tahun brp ya., apa iya dari jaman perang vietnam beneran, atau keluar setelah itu?

    BalasHapus
  8. kok indo suka bener sama rongsokan bekas yang di modif2

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Murah, kuantitas bisa dibanyakin.

      2. Upgrade, supaya kapabilitasnya jadi selevel atau bahkan lebih bagus dari barang baru yang standar.

      Kalau duit mepet ya trik ini yang paling cocok buat modernisasi.

      Hapus
    2. Karena duitnya terbatas,itupun sebagian hasil ngutang. Kalo seluruh warga negara bayar pajak ya ga bakal beli yang bekas2..
      Cth paling dekat ya singapura, disana persentase warga yg bayar pajak lebih dari 60%. Lah di indonesia? Disana kantin kecil pinggir jalan aja bayar pajak.. di indonesia? Tukang jajanan keliling yang pake dorongan aja bayar pajak.. di indonesia? Boro2 bayar pajak, listrik aja pada nyolong.. tuh tukang jual dvd dan buah pinggir jalan yg pake lampu gede2.. listriknya dari mana?bayarnya kemana?

      Hapus
  9. Angkatan darat harus mau mengikuti saman perubahan dan pembaharuan bukan memaksakan diri tentara di darat di paksa berenang di laut . Lama 2 minta sukhoi 34 bombing atau kapal jelejah kruser kan gak masuk akal broo

    BalasHapus
  10. Siapa yang bilang TNI AD ga boleh punya kendaraan amfibi? Mank personil Marinir cukup untuk melakukan pendaratan di semua pulau di Indonesia? Saat perang Dunia Ke 2 yang melakukan pendaratan saat Invasi pantai Normady di Perancis itu bukan US Marine tapi US Army. Perlu diingat, Pasukan Marinir TNI AL jumlahnya terbatas, kalau seandainya banyak pulau di Indonesia diduduki (amit2 ya) mank siapa lagi yg harus diandalin selain TNI AD? Mereka memiliki jumlah personil yang jauh melebihi jumlah personil Marinir. Harus melengkapi lah. Kemampuannya memangbterbatas tapi setidaknya masih bisa diandalkan dari pada tidak bisa sama sekali. Untuk pengoperasiab Kapal TNI AD itu kapalnya punya TNI AD tapi yang mengoperasikan adalah personil TNI AL cos selain karena tidak ada personil TNI AD yang bisa mengoperasikan kapal, ini juga berkaitan dengan kalau terjadi sesuatu kapal ini bisa diperbantukan ke TNI AL. Ini sama seperti Kapal US Marine tapi pengoperasiannya dijalankan oleh US Navy walaupun sebenarnya US Navy dan US Marine masih dibawah satu Departemen yaitu United States Departement of the Navy. Kalau ada yang nanya, kok bisa? Lah bisa kok, orang udah dijalaninnya begitu. Sama aja kaya nanyain kok TNI AL punya pesawat patroli? Bukannya pesawat yang megang AU? Terus Masalah gitu? Kata kuncinya di sini adalah saling melengkapi. Di negara lain Marinir ada di bawah angkatan darat namun kebanyakan Marinir ada di bawah angkatan laut. sebelumnya juga Marinir Cina itu dibawah PLA Army namun kemudian Cina membangun kekuatan marinir tersendiri (personil awal tetap berasal dari PLA Army).

    BalasHapus